HAMBA YANG TERBAIK (1)
(Ahmad Said Matondang)
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا فَقَّهَهُ فِى الدِّيْنَ وَ زَهَّدَهُ فِى الدُّنْيَا وَ بَصَّرَهُ بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ .
Jika Allah telah menghendaki hambaNya menjadi orang yang baik, maka Dia menjadikan hamba itu memahami agama, menjadikan ia zuhud terhadap dunia dan menjadikan ia menyadari akan kekurangan kekurangan pada dirinya.
Suatu ketika seseorang datang bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, apakah esensi keberagamaan seseorang itu?”. Rasulullullah saw menjawab, “Esensi keberagamaan seseorang itu adalah memiliki akhlak yang mulia. Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya. Karena sesungguhnya tidaklah aku diutus oleh Allah sebagai Rasul kecuali untuk memperbaiki Akhlak manusia.
- Akhlak kepada Allah swt.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Malulah kalian kepada Allah dengan sebaik-baik malu”. Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya kami malu kepada Allah dengan sebaik-baik Malu?”. Rasulullah saw menjawab, “Sebaik-baik Malu kepada Allah dengan menjaga isi kepala dan hati kalian dari keinginan bermaksiat kepada Allah. Sebaik-baik Malu adalah menjaga isi perut kalian dari yang diharamkan Allah. Karena sesungguhnya Rasa Malu kepada Allah adalah puncak keimanan seseorang.
Muhammadiyah Kebayoran Baru Jakarta
Enlightening For The Universe