Yogyakarta memang istimewa. Banyak tempat destinasi wisata yang indah, khas, dan unik. Salah satunya adalah Tumpeng Menoreh, sebuah cafe yang dibangun di antara lembah dan perbukitan Menoreh dengan view yang sangat indah dan eksotik. Lokasi perbukitan Menoreh adalah di Kabupaten Kulon Progo (juga termasuk wilayah Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Purworejo).
Saat menyebut kata Menoreh, tentu pembaca dapat mengingat buku karya S.H. Mintarja sebanyak 15 jilid yaitu ‘Api di Bukit Menoreh’. Cerita yang erat hubungannya dengan sejarah Mataram, peperangan antara Pajang dengan Jipang ini menampilkan tokoh-tokoh yang memorable antara lain Agung Sedayu, Untara, Swandaru, Alap Alap Jolotundo, Kyai Gringsing, Sekar Mirah, dan Pandan Wangi.
Untuk menuju Tumpeng Menoreh, pengunjung dapat memilih beragam jalur alternatif. Dalam kesempatan ini, akses menuju Tumpeng Menoreh dimulai dari Sleman. Memasuki desa Samigaluh, yaitu perbatasan Sleman dengan Kulon Progo jalanan mulai menanjak dan berbelok- belok. Jalanan semakin sepi dan mulai terlihat perbukitan yang memanjang. Di sebuah tempat di pinggir jalan, saya membaca tulisan ‘Cek rem gratis.’ Dari informasi itu, dapat disimpulkan bahwa jalan yang akan dilewati adalah berbahaya. Setelah melewati papan informasi itu, terdapat pos yang petugasnya khusus mengatur kendaraan yang naik dan turun. Mereka menggunakan walky talky untuk berkomunikasi di antara yang memantau kendaraan untuk melewati jalur yang hanya dapat dilewati oleh satu mobil saja.
Jalanan semakin sempit, berkelok dan tikungan cukup tajam. Nampak lembah dengan jurang yang cukup dalam di bagian kiri jalan. Ketika sampai jalan yang bercabang, ada petugas yang mengarahkan pengunjung untuk mengikuti jalur sebelah kiri. Jalur sebelah kanan menuju ke perkebunan teh Nglinggo, yang teh sedapnya dapat dinikmati di cafe Tumpeng Sewu. Setelah disuguhi pemandangan yang membuat ‘sport jantung’, pengunjung dapat memasuki area parkiran cafe Tumpeng Sewu. Perjalanan dari Sleman sampai lokasi ini adalah dua jam. Pengunjung dikenakan tiket masuk ke lokasi sebesar Rp. 50.000 per orang. Dari tarif tiket tersebut, yang sebesar Rp. 15.000 berupa voucher untuk membeli makanan/minuman di resto.
Dari tempat parkir mobil, pengunjung dapat berjalan menaiki tangga cukup tinggi. Untuk melanjutkan naik disediakan lift terbuka berupa kotak berukuran sekitar 1m x 1m. Lift tersebut digerakkan secara ‘die elektrikal’ yang menaik dan menurun melalui gir yang dapat dilihat dengan jelas. Di bawah lift tersebut menganga jurang yang sangat dalam yang dapat dilihat dengan jelas. Menaik lift ini menjadi salah satu momen yang sempat memacu adrenalin. Hanya beberapa menit kemudian, lift sudah lancar sampai tujuan.
Desain Cafe Tumpeng Menoreh sangat artistik. Bentuk global bangunan menyerupai tumpeng, ruangan-ruangan bentuk hexagonal dan bertingkat, dihubungkan dengan tangga. Disediakan tangga yang menuju halaman paling atas (rooftop) berbentuk hexagonal dialasi rumput sintetis. Tidak ada pagar pengaman di tepinya. Pengunjung harus ekstra berhati-hati terutama ketika menyampai di rooftop ini. Dari puncak bangunan cafe dengan ketinggian 900 mdpl, pengunjung dapat melihat puncak Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing, benar-benar sangat indah. Lembah di perbukitan Menoreh memanjakan mata siapa saja yang memandangnya. Di rooftop juga tersedia fasilitas untuk berpoto dengan kamera putar.
Tepat di bawah rooftop sampai lantai terbawah terdapat tempat makan minum. Ada juga ‘ jaring pemacu adrenalin’, berupa jaring yang dapat dinaiki. Di lokasi Tumpeng Menoreh juga tersedia mushola. Diantara beberapa tempat beristirahat dan bersantai, terdapat Tumpeng Coffe, ini seperti tempat-tempat ngopi style modern seperti di kota. Di bawah Tumpeng Menoreh, dihubungkan dengan lift kotak menuju ke sebuah cafe lain yaitu Tumpeng Ayu.
Sebagaimana resto, Tumpeng Menoreh memang didesain menjadi tempat makan, hanya saja memiliki keunikan pada letak dan penataannya. Sambil menikmati sajian makan pengunjung dapat menikmati pemandangan indah perbukitan Menoreh. Dari jauh nampak bangunan-bangunan yang terletak di lereng Menoreh, yang merupakan lokasi glamcamp. Tumpeng Menoreh dapat menjadi salah satu destinasi liburan keluarga yang ‘recommended’.
Artikel ditulis di Yogyakarta, 7 Juli 2024, oleh Retno Kuntjorowati (penulis asal Cirebon)
Pemandangan yang indah. Terima kasih bunda Silvi.