Untuk sahabat pecinta kuliner asli Indonesia, tentu tidak asing dengan cincau. Cincau adalah salah satu jenis bahan serupa agar-agar yang dapat dicampurkan dengan bahan lain sehingga menjadi sajian yang menyegarkan. Cara penyajiannya pun bermacam-macam, ada yang dicampurkan bersama santan manis dan butiran es, sehingga populer disebut es cincau. Ada pula yang disajikan bersama es campur, namun dapat juga disajikan dengan sangat sederhana, hanya cincau dan santan manis, tanpa es, namun tetap terasa segar.
Cincau merupakan agar-agar yang banyak dijual di pasar tradisional, umumnya berwarna hitam dan bertekstur kenyal. Mengutip dari Wikipedia, cincau adalah penganan semacam agar-agar yang dibuat dari daun beberapa jenis tumbuhan. Kata “cincau” berasal dari dialek Hokkian (Minnan) chhin-chháu yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau dalam bahasa asalnya sebenarnya merujuk pada tumbuhan Platostoma palustre (sering dirujuk sebagai tumbuhan cincau hitam) yang daunnya sering digunakan sebagai bahan pembuat penganan cincau secara umum. Sedangkan di Indonesia, tanaman “cincau” merujuk pada tumbuhan Cyclea barbata (sering juga disebut “cincau hijau” sebagai pembeda dengan cincau hitam) yang juga digunakan sebagai obat-obatan herbal.
Secara khusus, ulasan ini menyajikan tentang cincau hijau, yang dibuat dari bahan alami, daun cincau, tanpa pewarna atau bahan pengenyal namun tetap enak dan segar ketika disajikan. Berikut pengalaman dan tips singkat cara membuat cincau hijau yang diceritakan oleh Fandi.
Bahan : 100 Lembar daun cincau rambat dan 500 ml air mendidih
Cara Membuat :
1. Cuci daun cincau satu persatu pastikan semua bagian daun bersih, lalu tiriskan, dan dibuang juga bagian tulang daun agar tidak langu.
2. Rebus air hingga mendidih, siram daun hingga terendam semua, (airnya tidak sekaligus tapi bertahap). Biarkan sebentar hingga daun sedikit layu sambil di tekan-tekan menggunakan garpu atau pisau.
3. Remas-remas hingga keluar sari pati daun cincaunya dan jangan sampai airnya dingin karena akan sulit di saring.
4. Jika air sudah cukup kental dan sari pati daun cincau sudah banyak yang keluar, selanjutnya disaring.
5. Hasil penyaringan dari perasan daun cincau berwarna hijau gelap alami dan sedikit kecokelatan karena tidak diberi pewarna.
5. Ulangi tahap penyaringan dan remas hingga daun cincau tersisa ampasnya, jika airnya kurang bisa ditambahkan air mendidih lagi.
6. Cincau yang siap bisa diletakkan dalam kulkas, dengan suhu yang tidak terlalu dingin atau dapat pula didiamkan dalam suhu ruangan. Jika keluar air maka itu hal wajar asalkan cincaunya sudah mengendap.
7. Jika cincau sudah siap bisa disajikan dengan susu cair, santan gula putih atau santan gula aren (gula merah).
Tips tambahan :
1. Untuk menghaluskan daun, sebaiknya tidak memakai blender agar hasil perasan tidak beraroma daun
2. Wadah untuk mendiamkan hasil penyaringan, sebaiknya tidak terlalu tebal karena bagian bawah bisa saja tidak padat atau masih seperti bubur
3. Penyaringan dilakukan saat hasil perasan belum dingin, agar lebih mudah untuk disaring.
4. Jangan simpan air perasan cincau di dalam freezer, karena kepadatan cincau akan tidak merata.
Silahkan mencoba, cincau hijau homemade, nikmati cita rasa khas cincau asli yang tidak hanya membuat ‘adem’, menghilangkan dahaga namun juga bermanfaat untuk kesehatan pencernaan.
Kontributor : Ahmad Yusuf Afandi / XII LPB
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Cincau