Oleh : Ponco A. Kardomo (guru bahasa Inggris JAS Academy Bandara Soeta)
Empat puluh tahun lalu ketika sudah mulai bekerja dan sudah lulus SMA, saya merasa sedih saat melihat upacara Hari Pendidikan Nasional di halaman sekolah-sekolah yang lokasinya tidak jauh dari tempat saya bekerja. Saya tidak dapat ikut upacara, hanya menengoknya sambil lalu atau menonton upacara hardiknas di berita telivisi. Sambil mengendalikan rasa sedih, saya mencoba membuka koran Kompas untuk membaca artikel pendidikan yang ditulis para ahli dari berbagai perguruan tinggi. Dari membaca koran ini, kemudian rasa sedih berangsur hilang.
Artikel pendidikan yang saya baca di Kompas mengajari pembaca untuk mendidik diri sendiri. Secara umum para ahli menyarankan kepada pembaca untuk mencari panutan (role model). Dalam sejarah manusia, Tuhan telah mengutus banyak sekali panutan. Kita dapat memilih panutan yang cocok untuk diri kita. Setelah itu, kita mencoba mencontoh sebagian, misal keteguhan hatinya, kesabarannya, atau dari ke menerima keberadaan orang yang berbeda, semangat berkaryanya hingga usia senja dan sebagainya. Bagi kaum muslim, Nabi Muhammad adalah the best role model. Kaum sufi adalah kaum muslim yang dengan segala keterbatasannya berusaha sekuat tenaga meneladani Nabi saw: banyak berpuasa di siang hari, membaca Al-Qur’an di malam hari, bersabar menghadapi kesulitan hidup dan pelecehan orang, merenung sambil berdzikir, dan berkumpul dengan orang-orang baik.
Panutan atau role model itu dapat juga kita temukan di negeri-negeri nonmuslim sepanjang waktu. Henry Ford di Amerika dapat kita contoh dalam memperlakukan karyawannya di pabrik mobilnya: pemberian jam kerja 8 jam sehari, upah minimum regional, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, pemerkerjaan imigran, penyandang disabilitas, mantan narapidana, dsb. Andrew Carnegie di negeri Paman Sam dapat kita contoh dalam kedermawanannya mendirikan 5000 perpustakaan di berbagai komunitas, menyediakan dana riset dan mengupayakan saling pengertian antarbangsa, membangun museum seni, dsb. Thomas Alfa Edison, juga di Amerika, adalah salah satu panutan utama bagi orang sedunia yang ingin pandai dengan belajar secara autodidak.
Lalu apa yang menjadi tujuan akhir dari mendidik diri sendiri?. Untuk remaja yang berasal dari Gombong tujuan dari mendidik diri sendiri adalah menjadi cerdas, terampil dan bertakwa. Masing-masing butir tersebut adalah tujuan pendidikan dalam ketiga aspeknya: kognitif, psikomotorik dan afektif. Siapapun yang mendidik dirinya secara berkesinambungan ingin menjadi pribadi yang cerdas, terampil dan bertakwa, serta bermanfaat maka itulah sebaik-baik manusia.
2 Mei 2024