Oleh : Ponco A. Kardomo
(Guru bahasa Inggris JAS Academy, Bandara Soeta)
Kegiatan menulis adalah materi utama dalam kampus IRo Society. Di kampus ini, saya adalah santri yang baru bergabung bersama pembelajar se-Indonesia dan berguru kepada Prof Imam Robandi, sang founder kampus. Aura literasi dan pembelajaran menulis saya rasakan sangat kental dalam komunitas ini. Tentu saja saya sangat berbahagia menjadi bagian dari komunitas ini, karena menulis adalah kegiatan yang saya sangat menyuka. Memang habit menulis tidak mudah diterapkan, karena tidak setiap orang memiliki literasi yang cukup. Prof Imam sering menyampaikan, bahwa untuk dapat menulis, adalah memaksa diri untuk membuat satu baris dua baris dan satu paragraf dari sebuah gambar yang kita bagikan di grup (Whatsapp).
Di tempat lain ada juga orang yang terpaksa belajar menulis karena kegiatan itu menjadi bagian dari kegiatan belajar bahasa secara umum. Mereka yang belajar bahasa Inggris dengan buku-buku karangan LG Alexander seperti Practice and Progress, Developing Skills dan Fluency in English harus mengerjakan tugas menulis ringkasan (precis) yang panjangnya hanya satu alinea sekitar 60 dan membuat komposisi yang panjangnya 500 kata. Menulis ringkasan dan komposisi mereka kerjakan setelah terlebih dahulu berlatih memahami teks, struktur kalimat dan pemakaian kata. Dalam 1 buku terdapat 3 unit; dalam 1 unit terdapat 20 teks dan 20 latihan. Khusus untuk latihan menulis terdapat 2 latihan: menulis ringkasan dan menulis komposisi. Jadi, jika mereka menyelesaikan semua latihan dalam satu buku, mereka sudah berlatih menulis 120 karangan. Tanpa disadari mereka memperoleh keterampilan menulis dalam bahasa Inggris. Latihan buatan LG Alexander ini mirip dengan latihan kungfu di biara Shaolin dalam film Shaolin Temple yang ditayangkan pada tahun 1978. Beda lagi pengalaman Ernest Miller Hemingway, wartawan Amerika yang meraih Nobel Sastra pada 1959 melalui novel The Old Man dan The Sea, yang sebelumnya mendapatkan penghargaan Pulitzer. Awalnya dia menulis berita karena pekerjaannya sebagai wartawan di Kansas City Star dan Toronto Star. Selama itu dia belajar mengembangkan gaya jurnalistiknya yang khas: sederhana, langsung dan apa adanya (simple, direct and objective). Berbagai peristiwa yang diliputnya mengilhami Hemingway muda untuk menulis fiksi berdasarkan kejadian nyata. Pada 1925 kumpulan cerita pendeknya terbit dengan judul In Our Time. Karya besarnya pada 1959, The Old Man & The Sea, dia tulis berdasarkan pengamatannya terhadap perjuangan hidup nelayan di Kuba. Karena itu, pesan utama novel itu sejatinya adalah perjuangan manusia melawan alam. Sayang sekali kehidupan pribadi Hemingway berakhir dengan menyedihkan. Setelah tua dan sakit-sakitan dan tak mampu lagi menjalani kehidupan aktif yang dia sukai, Hemingway mengakhiri hidupnya dengan senjata api miliknya.
Tentu ada pengalaman lain lagi yang pantas kita pelajari karena pada dasarnya suatu pekerjaan, pada mulanya kita jalani dengan keterpaksaan, dalam perjalanan waktu ia dapat berubah menjadi sebuah keterampilan yang menghasilkan.
Tangsel, 6 April 2024